Sabtu, 12 Januari 2013

Mengapa Harus Aku ???


Mungkin anda pernah mendengar pertanyaan mengapa harus aku? Mengapa? Pertanyaan ini timbul bila keadaan tidak menyenangkan, sakit, bangkrut, atau malapetaka. Namun bila dapat hadiah atau untung, pertanyaannya menjadi, mengapa bukan aku?

Manusia itu cenderung egois, waktu susah berharap perhatian, namun waktu senang lupa segalanya. Gempa dan gelombang besar tsunami sangat menemplak kita. Kekayaan, jabatan, kekuasaan, kecantikan tidak menjamin kita. Saya bisa merasakan kepedihan dari mereka yang kehilangan sanak keluarga dan harta. Kemarin merayakan liburan Natal , yang pesta masih terasa kenyangnya, yang berpacaran baru selesai membuat janji, yang liburan baru melepas rindu, namun impian dan kenangan lenyap. Kenapa kau KEJAM tsunami ?

Hidup ini, bukan penderitaan, karena ada sisi lain yang menyenangkan. Namun di dalam hidup, kadang ada perasaan menderita. Harta lenyap, keluarga tidak utuh, tertawa menjadi tangisan. Oh tsunami ? Mengapa engkau melintasi tempat kami? Mengapa engkau tidak belok arah?

Kalau kita sepakat hidup itu sulit, berarti kita perlu mencari taktik untuk menghadapinya. Mereka yang protes beranggapan bahwa hidup itu mudah. Jangankan yang jahat, orang-orang baik pun, tidak dijamin bebas dari penderitaan, buktinya ditemukan orang-orang yang kita anggap tidak layak menderita. Ketika C.S. Lewis ditanya: Mengapa orang benar yang taat bersembahyang juga menderita? Jawabannya mengagetkan!, Mengapa tidak? Sebab mereka adalah satu-satunya orang yang dapat memenangkan masalah ini.

Burung Rajawali hidup di atas bukit terjal, ia membuat sarang di sana . Sang induk mengerami telurnya, sesudah itu ia menghangatkan anak-anaknya. Namun tiba-tiba ia mengepak-ngepakkan sayap dan menghancurkan sarang itu. Anak-anak burung tidak mengerti; sangkanya induk itu jahat. Kemudian ia mengapit anak-anaknya dan dibawa terbang tinggi, mendadak dilepaskan. Berulang kali dilakukan sampai anaknya terbang sendiri. Waktu itu baru anak-anak mengerti.

Tidak manusiawi jika yang mengalami musibah diminta jangan sedih. Namun saya wajib mengatakan kalau kita masih hidup, maka ada rencana Allah, jangan terlena dengan kesedihan.

Ketika anaknya tewas terjatuh dari gedung pencakar langit di New York , gitaris Eric Clapton merasa seperti mimpi. Baginya kematian Connor terhitung sangat dekat dengan saat kematian sahabatnya Stevie Ray Vaughan karena kecelakaan helikopter. Clapton mengatakan : "Kematian anak saya dan kematian Stevie Ray, mengajari saya bahwa hidup sebenarnya sangat riskan. Apabila kamu masih diberi hidup 24 jam, itu namanya sudah merupakan berkat."

Mari kawan, bangkit dari kesedihan, maju dan melangkah ke pengharapan. Tidak kebetulan kalau kesempatan hidup diberikan, biarlah kita mengisi dengan perbuatan yang bernilai kekal. Tidak ada pertanyaan lagi Mengapa harus aku? Tetapi ucapan syukur, beruntunglah aku diijinkan menderita, karena ada maksud indah dari sang Pencipta...


Saya selalu mengatakan bahwa hidup ini singkat dan indah, meskipun kadang-kadang tidak seindah seperti yang saya harapkan...

"Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat" - Bung Karno -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar